Kamis, 17 September 2015

Summer in Seoul


Jung Tae-Woo––penyanyi muda terkenal Seoul yang muncul kembali setelah empat tahun menghindari dunia showbiz.

"Aku hanya ingin memintamu berfoto denganku sebagai pacarku," kata Jung Tae-Woo pada gadis di hadapannya.

Sandy alias Han Soon-Hee––gadis blasteran Indonesia-Korea yang sudah mengenali Jung Tae-Woo sejak awal, namun sedikit pun tidak terkesan.

Sandy mengangkat wajahnya dan menatap laki-laki itu, lalu berkata, "Baiklah, asalkan wajahku tidak terlihat."

Awalnya Jung Tae Woo tidak curiga kenapa Sandy langsung menerima tawarannya. Sementara Sandy hanya bisa berharap ia tidak akan menyesali keputusannya terlibat dengan Jung Tae-Woo. Hari-hari musim panas sebagai "kekasih" Jung Tae-Woo dimulai. Perubahan rasa itu pun ada. Namun keduanya tidak menyadari kebenaran kisah empat tahun lalu sedang mengejar mereka.


***
"Konon ketika seseorang dalam keadaan hidup dan mati, ia akan bisa melihat potongan-potongan kejadian dalam hidupnya, seperti menonton film yang tidak jelas alur ceritanya."

Sandy atau Soon Hee adalah gadis blasteran Indonesia - Korea yang mengalami pengalaman menakjubkan yang mungkin semua orang dapat merasakannya. Apa itu? Ia berpacaran dengan artis yang sangat populer di Korea. Itu pun hanya karena ketidaksengajaan karena tertukar handphonenya dengan handphone milik Jung Tae Woo. Handphone Sandy yang berada di rumah Jung Tae Woo membuatnya harus mendatangi rumah artis terkenal itu pada malam hari sewaktu Sandy baru pulang dari pekerjaannya.

Karena gosip yang timbul, Tae Woo mengontrak Sandy untuk menjadi pacar  “bohongan” nya dengan berfoto dengan Tae Woo untuk mematahkan gosip bahwa ia seorang gay. Awalnya Sandy ragu, tapi  ia meyakinkan dirinya bahwa hanya dengan cara ini, ia bisa tahu perasaan orang-orang yang sangat mencintai Jung Tae Woo, sampai rela mati di tangannya.
Dimulailah kegiatan Sandy sebagai pacar di dalam foto Tae Woo. Dan sampai akhirnya terjadi kebakaran pada apartemen Sandy, sehingga ia terpaksa menginap di rumah Jung Tae Woo untuk sementara waktu. Dimulailah kisah cinta Jung Tae Woo pada Sandy, karena mereka sama-sama saling jatuh cinta satu dengan yang lainnya. Tapi hubungan mereka ditentang oleh ibu Sandy karena mendiang kakak Sandy, Lisa, meninggal akibat tertabrak mobil Jung Tae Woo empat tahun lalu saat acara jumpa penggemar. Sandy pun berada dalam pilihan sulit, keluarga atau perasaannya?

Illana Tan adalah penulis novel terkenal. Summer In Seoul adalah salah satu novel 4 musimnya yang sudah berkali-kali mengalami cetak ulang. Bahkan seri empat musim ini sudah diterbitkan dengan cover baru. Summer In Seoul adalah novel pertama yang ditulis oleh Ilana Tan. Dengan cerita yang dikemas dengan apik dan cerita yang tak terduga, membuat pembaca tidak akan menutup buku ini sampai ia menyelesaikan halaman terakhir. Ilana Tan sukses menghipnotis para pembaca, termasuk anak remaja saat membaca bukunya. Di dalam buku ini, alur cerita yang menarik, cerita yang dengan konsep berbeda dan cover yang menarik menjadi nilai plus novel ini. Banyak kejadian tak terduga yang terjadi, sehingga novel ini memiliki nilai surprise yang banyak. Cerita dalam novel ini sulit untuk ditebak endingnya. Misalnya saja kejadian hp Sandy  yang tertukar dengan pria tampan di toko makanan kecil yang ternyata adalah manajer artis terkenal, Jung Tae Woo, dan perasaan jatuh cinta satu sama lain antara Jung Tae Woo dengan Sandy, adik dari Lisa, penggemar Jung Tae Woo yang tewas 4 tahun lalu saat menghadiri jumpa penggemar.

Yang menjadi poin penting yang tak lupa dimasukkan oleh Ilana Tan adalah permainan tokoh, alur cerita, dan banyak kalimat motivator atau kalimat indah yang diselipkan di percakapkan antar tokoh. Kalimat yang mengundang kita untuk penasaran pun juga terdapat dalam buku ini. Sehingga saya tak ragu memberi bintang 4 untuk buku ini.  Overall, novel ini recommended bagi penggemar novel tentunya.



Judul                 : Summer In Seoul
Pengarang          : Ilana Tan
Penerbit             : Gramedia Pustaka Utama
ISBN                  : 978-602-03-1014-5
Tanggal terbit     : Oktober 2014
Jumlah halaman  : 280 halaman
Ukuran buku       : 13.5 x 20 cm
Format               : Soft cover
Harga                 : Rp61.000,-

Rabu, 16 September 2015

Autumn in Paris

Tara Dupont menyukai Paris dan musim gugur. Ia mengira sudah memiliki segalanya dalam hidup... sampai ia bertemu Tatsuya Fujisawa yang susah ditebak dan selalu membangkitkan rasa penasarannya sejak awal.

Tatsuya Fujisawa benci Paris dan musim gugur. Ia datang ke Paris untuk mencari orang yang menghancurkan hidupnya. Namun ia tidak menduga akan terpesona pada Tara Dupont, gadis yang cerewet tapi bisa menenangkan jiwa dan pikirannya... juga mengubah dunianya.

Tara maupun Tatsuya sama sekali tidak menyadari benang yang menghubungkan mereka dengan masa lalu, adanya rahasia yang menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan. Ketika kebenaran terungkap, tersingkap pula arti putus asa... arti tak berdaya... Kenyataan juga begitu menyakitkan hingga mendorong salah satu dari mereka ingin mengakhiri hidup....

Seandainya masih ada harapan –sekecil apa pun– untuk mengubah kenyataan, ia bersedia menggantungkan seluruh hidupnya pada harapan itu…
 
***
"Aneh sekali... Kenapa hanya melihat pria itu saja ia bisa merasa gembira?"


Apa yang akan kau lakukan apabila kau menemukan kenyataan pahit yang ingin kau ubah walaupun kau tahu bahwa kenyataan itu tidak mungkin untuk diubah? Itulah yang akan dilakukan oleh Tatsuya Fujisawa setelah ia menemukan jawaban dari pertanyaan itu. Kedatangannya ke Paris selain tugas proyek, juga untuk mencari seseorang yang sudah menghancurkan hidupnya dan membuatnya membenci Paris dan segala sesuatu tentang Paris.

Sewaktu dalam perjalanannya untuk menemukan orang itu, dia bertemu dengan seseorang yang akan mengubah hidupnya untuk selamanya. Tara Dupont, gadis blasteran Indonesia - Prancis, seorang penyiar dengan suara yang enak didengar di stasiun radio terkenal di Paris, adalah teman dari Sebastien Gierau ini, sangat menyukai segalanya tentang Paris. Dan Tara Dupont adalah orang yang mengubah pemahaman Tatsuya Fujisawa tentang Paris seutuhnya.

Semakin mengenal Tara, Tatsuya semakin jatuh cinta dengan gadis itu. Tetapi, masa lalu mulai mengejar mereka. Tatsuya yang mulai mengetahui benang merah yang terjalin antara Tara dan dirinya mulai melakukan apa saja untuk membuktikan bahwa hal itu salah. Bahkan ia rela untuk memberikan nyawanya, apabila ia bisa mengubah takdir yang mengikat mereka.


Ini adalah buku ketiga karya Ilana Tan yang saya baca setelah "Winter in Tokyo" dan "Spring in London" . Berbeda dengan buku sebelumnya yang saya baca, buku ini membuat saya merinding dengan kehadiran "masa lalu" yang dapat menghancurkan masa depan dari tokoh utama. Penyiar dan arsitek, kehidupan dua orang dengan latar yang berbeda. Sang penyiar, Tara, memberikan warna baru pada sang arsitek, Tatsuya. Tara juga memberikan harapan dan benih-benih cinta kepada Tatsuya. Sampai akhirnya mereka harus menghadapi masa lalu yang memaksa mereka untuk berpisah.

Saat saya membaca buku ini, saya sampai menitikkan air mata. Kisah dalam buku ini merupakan salah satu cerita dengan sad ending yang pernah saya baca. Ceritanya yang menyentuh, kata-kata yang mengalir, dan jalan cerita yang tak bisa ditebak, membuat novel ini mengajak saya dan para pembaca untuk tidak berhenti membalik lembar demi lembar sampai akhir. Dari buku ini, saya juga mengetahui banyak tempat menarik di Paris, menyenangkannya melihat pemandangan dari puncak Arc de Triomphe, Musee Rodin, dan Sungai Seine.

Saya bisa merasakan apa yang dirasakan Tara maupun Tatsuya, perasaan saat kita sudah melambung tinggi ke angkasa, tetapi akhirnya kita dibanting ke bumi. Perasaan remuk redam. Perasaan saat kita mencintai seseorang yang tidak boleh kita cintai.


Buku ini hampir mencapai ekspektasi saya untuk buku dengan sad ending. Saya sangat rekomendasikan buku ini untuk para pembaca yang senang membaca cerita yang tidak gitu-gitu saja dan yang senang membaca cerita yang romance sad ending. Buku ini dapat menceritakan semua kisah dengan baik tanpa berbelit-belit, dan dapat membawa imajinasi kita ke dalam kisah buku ini.


"Selama dia bahagia, aku juga akan bahagia. Sesederhana itu." - Tatsuya Fujisawa



Judul                : Autumn in Paris
Pengarang         : Ilana Tan
Penerbit             : Gramedia Pustaka Utama
ISBN                 : 978-602-03-1021-3
Tanggal terbit     : 30 Oktober 2014
Ukuran buku       : 13,5 x 20 cm
Jumlah halaman : 264 halaman
Format               : Soft cover
Harga                 :  Rp54.000,-

Senin, 14 September 2015

Season to Remember


***

Pembaca yang baik,

Ketika pertama kali aku menulis Summer in Seoul, gagasan untuk membuat tetralogi sama sekali tidak terpikirkan olehku. Summer in Seoul, yang pada awalnya memiliki judul yang sama sekali berbeda, kutulis untuk diikutsertakan dalam lomba. Karena aku tidak menang (hiks...), aku membongkar dan merapikan kembali cerita itu, mencari judul yang lebih menarik (terus terang saja, judul awalnya sangat mengerikan), lalu mengirimkannya kepada Gramedia Pustaka Utama. Hasilnya? Summer in Seoul pun diterbitkan. Hore!

Setelah itu, aku mulai memikirkan buku berikut. Dan Tara Dupont, yang pertama kali muncul di Summer in Seoul sebagai tokoh sampingan, terlihat seperti karakter yang menarik. Dia terkesan seperti seseorang yang punya banyak cerita. Jadi aku pun menghampirinya dan membiarkannya bercerita.

Ide untuk membuat tetralogi muncul setelah Autumn in Paris selesai ditulis. Saat itu aku berpikir, "Karena sudah ada musim panas dan musim gugur, sebaiknya aku melanjutkan dengan musim dingin dan musim semi. Baiklah, sekarang apa yang harus kutulis untuk cerita musim dingin?" Langsung saja, Ishida Keiko melangkah maju dan bertanya apakah aku bersedia menulis cerita tentang dirinya. Aku tidak mungkin menolak kesempatan itu.

Di tengah-tengah penulisan Winter in Tokyo, aku sadar bahwa setelah ini aku harus menelusuri kehidupan kembaran Keiko, Naomi, yang hanya pernah diungkit-ungkit namun tidak pernah terlihat. Banyaknya kemungkinan alur cerita yang bisa diberikan Naomi yang misterius menegaskan keputusanku untuk mengikutinya dan menulis kisah hidupnya.
Masing-masing penulis memiliki cara tersendiri dalam menulis. Aku pun begitu. Aku tidak membuat rencana atau kerangka ketika menulis. Satu cerita hanya diawali satu ide sederhana, lalu aku menunggu ide itu berkembang dengan sendirinya. Aku mengamati ke mana alur cerita itu mengalir dan menulis mengikuti aliran itu. Aku tidak pernah menyuruh tokoh-tokohku melakukan tindakan tertentu atau mengucapkan kata-kata tertentu. Aku hanya menempatkan mereka dalam suatu keadaan, lalu melihat apa yang mereka lakukan dan apa yang akan mereka katakan. Karena ini kisah mereka, bukan kisahku.

Gramedia Pustaka Utama-lah yang pertama kali memberikan ide untuk membuat journal ini, dan dengan journal ingin aku ingin mengajak kalian mengenang kembali setiap kisah dalam keempat musim itu. Kuharap kalian bisa menemukan kutipan kesukaan kalian dalam journal ini. Silakan menambahkan kesan-kesan kalian sendiri di setiap halamannya.

Akhir kata, aku ingin berterima kasih atas dukungan kalian selama ini. Kuharap kalian menikmati kisah setiap musimnya sebesar aku menikmati menulis setiap patah kata dalam setiap kisahnya.



Ilana Tan



***


Minggu, 13 September 2015

Giveaway Mbak Meta Sanjaya :D



"Dikota manakah kamu ingin memulai sebuah hidup baru? Mengapa?"


Hmm kalo ditanya kota mana siih sebenarnya bingung juga... Karena menurutku, kota dimana ada keluarga dan pekerjaan yang bisa aku kerjakan, itu akan menjadi kota tujuan hidup baruku... Bukankah kalau tanpa itu semua, tempat dimana hidup baru itu menjadi tidak menyenangkan?

Tapi aku ingin memulai sebuah hidup baruku di Tangerang. Sebenarnya memang jadi menyimpang, mengingat aku besar di Denpasar, tapi ingin hidup barunya di Tangerang. Tapi di Tangerang, ada banyak yang ingin aku kerjakan. Mendekatkan diri kepada keluargaku, berusaha sendiri dengan sesuatu yang tidak kuketahui. Karena Tangerang adalah kota asing buatku.
Jadi aku bisa belajar untuk hidup mandiri dengan apa yang aku ingin capai.

Aku juga ingin jalan-jalan di daerah Tangerang, karena Tangerang adalah kampung halaman ibuku, dan aku juga ingin melihat dunia luar, tidak hanya terpaku di daerah Denpasar saja. Soalnya sejak aku berumur 3 bulan, aku sudah di Denpasar :) Lama banget ya?

Ngomong-ngomong, Tangerang juga lumayan dekat dengan Jakarta, jadi aku bisa beli buku-buku fiksi kesukaanku dengan cepat segera setelah buku-buku itu keluar dari daftar buku yang terbit di Gramedia dan Elex Media :D  Keren kan? Ide yang cocok dengan orang yang seneng membaca buku fiksi seperti komik dan novel ^_^

Hehehehe :D

Rabu, 02 September 2015

Chicken Soup for The Soul : Graphic Novel



Buku ini berisi 37 kisah nyata tentang kebaikan dan ketegaran dalam bentuk graphic novel. Selain kisahnya menggugah dan menyentuh hati, gambar-gambarnya yang indah menjadikan buku ini pantas dimiliki dan dijadikan hadiah.

Kim Donghwa adalah kartunis terkemuka Korea. Ia telah diundang ke banyak festival kartun internasional di seluruh dunia termasuk Angoulême International Comic Festival di Prancis dan Comicon di Italia. Karyanya yang mendapat sambutan hangat di negara-negara Asia, terutama di Jepang, Taiwan, dan Cina, telah diterbitkan di Swiss dan segera diterbitkan untuk pasar Amerika Serikat.


Review :

"Sesekali, lakukan kebaikan dan tindakan mulia sederhana secara spontan dalam hidupmu." - halaman 241


Saya sudah jatuh cinta pada serial Chicken Soup for The Soul sejak saya membaca salah satu serinya, yaitu "Chicken Soup for The Soul : Kasih Sayang Keluarga". Dari situ saya bisa membaca banyak sekali cerita inspiratif tentang kehidupan manusia, disaat mereka dalam suka dan duka, walaupun masalah selalu menerpa silih berganti, walaupun mereka tetap menerima kegagalan, mereka akan tetap berusaha bergerak maju dan menyelesaikan masalah mereka dengan cara yang tepat. Oleh karena itu, saya tergoda untuk membaca seri yang lain seperti "Chicken Soup for The Single Soul" , "Chicken Soup for The Soul : Bangkit dari Masa Sulit", dan yang lainnya.

Salah satu buku yang menginspirasi dari Chicken Soup yang saya baca yaitu adalah "Chicken Soup for The Soul : Graphic Novel". Dalam buku ini kita bisa menemukan hal yang baru dalam Chicken Soup. Apabila sebelumnya dalam seri Chicken Soup, kumpulan cerita inovatif tersebut disajikan dengan tulisan dan ilustrasi pada beberapa halaman dengan buku yang tebal, buku ini memberikan sesuatu yang berbeda, yaitu cerita inovatif yang disajikan dalam bentuk komik!

Melalui buku ini, Jack Canfield dan Mark Victor Hansen bersama Kim Donghwa sang ilustrator, menyajikan cerita yang menggugah hati dan memberikan senyum kepada para pembaca. Dengan warna-warni komik yang memanjakan mata, cerita yang ringan tapi mendalam dan mudah dimengerti, kita pun dengan mudah mengetahui pesan penting yang mereka sampaikan, yaitu untuk lebih mengenal segi-segi dalam kehidupan ini dan bagaimana cara menanggapi masalah dalam hidup ini.

Buku ini sudah terkenal sampai ke kancah internasional dengan diterjemahkannya buku ini ke dalam 57 bahasa dapat menjadi poin plus untuk buku ini. Bahkan saya sampai membaca buku ini berkali-kali, menitikkan air mata, tertawa, dan termenung berkali-kali.

Kalau saya katakan, buku ini seakan tanpa cela. Bahkan saya sampai membacanya berkali-kali karena ceritanya yang tidak membosankan. Warna-warna yang ditampilkan dalam buku ini juga menjadi poin plus dalam buku ini. Ilustrasi komik yang diberikan Kim Donghwa juga sangat baik, apalagi dengan pengalamannya yang sudah tampil dalam banyak event juga festival kartun internasional. Cerita yang dihadirkan dalam buku ini menjadi nilai tambahan tersendiri karena cerita inspiratif dan ilustrasi komik yang dituangkan sangat cocok antara satu dengan yang lainnya.

Menurut saya, walaupun dikatakan seakan tanpa cela, saya menganggap bahwa hal yang menjadi nilai minus dalam buku ini adalah harganya yang lumayan mahal juga halamannya yang masih menggunakan kertas biasa, bukan kertas khusus yang bertekstur licin. Tapi itu bisa terobati dengan desain hard cover yang dapat melindungi buku ini dari kerusakan signifikan dan jumlah halaman yang tidak dapat dikatakan sedikit.

Semua ekspetasi saya akan buku yang berkualitas luar dan dalam dapat saya puaskan dalam buku ini.Saya harap Jack Canfield dan Mark Victor Hansen bisa bekerja sama lagi dengan Kim Donghwa untuk menerbitkan seri Chicken Soup for The Soul : Graphic Novel yang lain lagi, karena saya sebagai pembaca, sangat puas. Mungkin bagi beberapa orang yang tidak menyukai seri Chicken Soup for The Soul pada umumnya pasti senang akan buku ini.


"Kasih ibu adalah bahan bakar yang memungkinkan manusia biasa melakukan hal yang luar biasa." Merion C. Garretty. - Chicken Soup for The Mother's Soul 1




Judul                 : Chicken Soup for The Soul : Graphic Novel
                           Hadiah Terindah, Pelajaran Berharga, dan
                           Perjalanan Ajaib
                           37 Kisah Nyata yang Menyentuh Hati
Gambar              : Kim Donghwa
Penerbit             : Gramedia Pustaka Utama
ISBN                  : 978-979-22-9707-7
Tanggal terbit     : Juni 2013
Jumlah halaman  : 478 halaman               
Ukuran buku        : 24 x 15 cm
Format                : Hard cover
Harga                  : Rp158.000,-